Antara Peleburan Dosa di Dunia dan di Akhirat (Bag. 1)
Bismillah.
Walhamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala Rasulillah. Amma ba’du,
Urgensi mempelajari peleburan dosa
Allah Ta’ala berfirman,
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, telah bersih kalian! Maka masuklah, kalian kekal di dalamnya.’” (QS. Az-Zumar: 73)
Allah Ta’ala sebutkan di ayat yang mulia ini bahwa seluruh ahlul jannah masuk surga dalam keadaan telah bersih dari dosa-dosanya. Sehingga, barangsiapa yang ingin masuk surga, maka hendaklah mengambil sebab-sebab peleburan dosanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كلُّ ابنِ آدمَ خطَّاءٌ، وخَيرُ الخطَّائين التوَّابونَ
“Setiap manusia keturunan Nabi Adam ‘alaihis salam banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan banyak kesalahan adalah orang yang banyak bertobat.” (Hadis yang hasan, diriwayatkan At-Tirmidzi rahimahullah)
Setiap muslim pasti memiliki dosa, sedangkan setiap muslim juga ingin masuk surga. Padahal surga itu tempat orang-orang yang telah bersih dari dosa. Oleh karena itu, barangsiapa yang ingin masuk surga, maka hendaklah mengambil sebab-sebab peleburan dosanya.
Apakah dosa dan peleburan dosa itu?
Untuk memahami pembahasan tema “Antara peleburan dosa di dunia dan akhirat”, maka perlu dipahami 3 hal:
Pertama: Definisi dosa
Dosa adalah sesuatu yang menyelisihi perintah syar’i, baik dengan meninggalkan kewajiban atau melakukan keharaman.
Kedua: Peleburan dosa
Allah Ta’ala mengampuni dosa, memaafkan hamba-Nya yang berdosa sehingga tidak menyiksanya.
Ibnu Rajab rahimahullah menyatakan bahwa dosa tidak bisa terhapus dari catatan amal, meskipun dengan tobat atau selainnya dari pelebur dosa. Pasti akan ditunjukkan dan dibaca oleh pelakunya. Hal ini berdasarkan surah Al-Kahfi ayat 49 dan surah Az-Zalzalah ayat 7 dan 8. Namun, akan tercatat pula tobatnya atau pelebur dosa lainnya. Jadi, dosa tercatat dan pelebur dosa juga tercatat.
Ketiga: Pembagian dosa
Dalil dasar tentang pembagian dosa di antaranya adalah surat An-Nisa’ ayat 48 dan 116. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa di bawah tingkatan syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
Macam-macam dosa dalam Islam
Pertama: Syirik besar (dan setingkatnya)
Kedua: Syirik kecil (dan setingkatnya)
Ketiga: Bid’ah
Keempat: Maksiat (dosa besar dan dosa kecil)
Dalam surah An-Nisa’ ayat 48 terdapat 2 kelompok dosa, yaitu:
Pertama: Syirik besar dan yang setingkatnya
Kedua: Dosa di bawah syirik besar dan yang setingkatnya (baik syirik kecil, bid’ah, maksiat)
Baca juga: Tolong Menolong dalam Dosa
Dosa yang tidak diampuni (jika mati tidak bertobat)
Ada dosa yang tidak diampuni jika mati belum bertobat. Dan ini ada dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan dosa tersebut adalah syirik besar (dan setingkatnya) dan syirik kecil. Pendapat kedua (pendapat terkuat) mengatakan dosa tersebut adalah syirik besar (dan setingkatnya) saja.
Syirik besar adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan Allah. Dosa setingkat syirik besar (selain syirik besar) adalah kufur besar dan nifaq besar. Disebut (disifati) dengan “besar” karena perbuatan tersebut dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam atau menghancurkan dasar iman. Akibat bagi pelakunya adalah: 1) tidak diampuni jika mati tidak tobat; 2) kekal selamanya di neraka; dan 3) menggugurkan seluruh amalan saleh yang sudah dilakukan
Apakah dosa terkait dengan hak makhluk itu termasuk dosa yang diampuni Allah meski pelakunya meninggal tidak bertobat darinya?
Contoh dosa terkait dengan hak makhluk adalah mencuri, membunuh, menuduh zina, merampas harta, gibah, mencela, menghina, dan lain-lain.
Tobat dari dosa terkait dengan hak makhluk adalah dengan menunaikan/mengembalikan hak mereka atau meminta kehalalan/maaf kepada mereka. Jika tidak bisa melakukan hal itu, maka pasti ada tuntutan di akhirat.
Ini tidaklah bertentangan dengan surah An-Nisa’ ayat 48 karena dalam ayat ini disebutkan bahwa dosa di bawah tingkatan syirik besar diampuni Allah jika Allah menghendakinya. Berarti termasuk juga dosa terkait dengan hak makhluk yang tidak sampai membatalkan keislaman.
Namun, tentunya Allah Mahaadil. Sehingga di akhirat itu tidak ada satu pun orang yang dirugikan, termasuk orang yang sewaktu di dunia dizalimi. Maka, pastilah Allah akan penuhi haknya, apabila Allah hendak mengampuni orang yang menzaliminya, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Tafsir-nya.
***
Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel asli: https://muslim.or.id/84454-antara-peleburan-dosa-di-dunia-dan-di-akhirat-bag-1.html